Menghargaidan merasa senang atas keberhasilan orang lain berarti meningkatkan harkat diri sendiri 17. Your best player has to be a fit for what you want the culture of the team to be. Mencintai dan menghargai diri sendiri akan membuat hidup jauh lebih bahagia dan lebih menyenangkan 18.
Negeriyang berbendera merah dan putih Begitu pula kaya akan seni dan budaya Serta menjunjung tinggi akan semangat patriotisme Semangat kami hanya untuk bangsaku Indonesia Takkan ada lagi tumpah darah di negeriku Terbanglah setinggi tinggi nya sang garuda Berkobarlah bendera sang merah putih Ini budaya ku Tak kan ada yang merampasnya
MediaSastra dan Seni Budaya. Tempat ngumpulnya inspirasi dari orang-orang hebat yang belum banyak terekspos media. 4 Agu 2022. Home HALAMAN 4 GURU | Puisi Asep Perdiansyah. GURU | Puisi Asep Perdiansyah
Rangkaiankegiatan Kenduri Puisi XI yang ditaja Komunitas Seni Rumah Sunting (KSRS) di Desa Teluk Rhu Kecamatan Rupat Utara, Kabupaten Bengkalis,
MacamMacam Seni Budaya Seni Budaya Indonesia yang Mendunia 1. Batik 2. Alat Musik Angklung 3. Kesenian Wayang Kulit 4. Tari Reog Ponorogo 5. Tari Kecak 6. Tari Saman 7. Keris Pengertian Seni dan Budaya Seni Budaya terdiri dari dua kata yaitu seni dan budaya, yang keduanya memiliki pengertian masing-masing yang perlu untuk anda pahami.
MediaSastra dan Seni Budaya. Tempat ngumpulnya inspirasi dari orang-orang hebat yang belum banyak terekspos media. 5 Agu 2022. Home HALAMAN 7 Puisi Agus Widiey | Lagu Kegagalan. Puisi Agus Widiey | Lagu Kegagalan negerikertas.com. Agustus 05,
. 4 Puisi tentang Kebudayaan Indonesia yang Mengobarkan Nasionalisme. Foto Unsplash/ Anggit RizkiantoIndonesia memiliki kekayaan warisan budaya yang beragam. Dilansir dari situs resmi Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik IKP, Kementerian Komunikasi & Informatika RI, Freddy H. Tulung menggambarkan bahwa keanekaragaman dan ciri khas sejarah, budaya dan bahasa yang dimiliki masing-masing penduduk dari Sabang-Merauke, ketika menyatu menjadi satu bangsa melahirkan suatu keindahan. Keanekaragaman ini harus terus dilestarikan dengan dasar semangat persatuan dan cinta tanah air, sebangsa dan senegara. Untuk itu mari kita berperan dalam melestarikan budaya yang ada, salah satunya lewat membaca, meresapi, dan membagikan puisi tentang kebudayaan sejarah Indonesia. 4 Puisi tentang Kebudayaan Indonesia yang Mengobarkan NasionalismeBerikut ini kumpulan puisi tentang kebudayaan Indonesia yang mengobarkan nasionalisme di hati karya sastrawan ternama bangsa Chairil Dan bara kagum menjadi apiDi depan sekali tuan menantiTak gentar. Lawan banyaknya seratus di kanan, keris di kiriBerselempang semangat yang tak bisa barisan tak bergenderang-berpaluKepercayaan tanda jalan ajal baru tercapaiFebruari 1943 Budaya, Th III, No. 8 Agustus 1954PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNOAyo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janjiAku sudah cukup lama dengan bicaramudipanggang diatas apimu, digarami lautmuDari mulai tgl. 17 Agustus 1945Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimuAku sekarang api aku sekarang lautBung Karno ! Kau dan aku satu zat satu uratDi zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayarDi uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh1948 Liberty, Jilid 7, No 297, 1954KRAWANG-BEKASIKami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasitidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami,terbayang kami maju dan mendegap hati ?Kami bicara padamu dalam hening di malam sepiJika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetakKami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi sudah coba apa yang kami bisaTapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawaKami cuma tulang-tulang berserakanKaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakanAtau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan dan harapanatau tidak untuk apa-apa,Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkataKaulah sekarang yang berkataKami bicara padamu dalam hening di malam sepiJika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetakTeruskan, teruskan jiwa kamiBerjagalah terus di garis batas pernyataan dan impianyang tinggal tulang-tulang diliputi debuBeribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi1948 Brawidjaja, Jilid 7, No 16, 1957PRAJURIT JAGA MALAMWaktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnyaada di sisiku selama menjaga daerah mati iniAku suka pada mereka yang berani hidupAku suka pada mereka yang masuk menemu malamMalam yang berwangi mimpi, terlucut debu......Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu !1948 Siasat, Th III, No. 96 1949Itulah 4 Puisi tentang sejarah kebudayaan Indonesia. Kiranya dapat membuat kita semakin bangga akan tanah kelahiran tercinta. Terus semangat, kobarkan nasionalisme dan patriotisme di hati. Garuda di dadaku! Ve
MALANG - Komunitas teater bersama sejumlah milenial Malang, Jawa Timur kompak menampilkan kesenian drama dan musikalisasi puisi di Lowokwaru. Untuk menyukseskan pergelaran tersebut, pengurus kelompok sukarelawan Srikandi Jatim yang beranggotakan para perempuan milenial itu menggelar kegiatan dengan meriah. Salah satu pengurus Srikandi Jatim Adinda Salsabila mengatakan, peserta yang hadir dan tampil dalam pergelaran kesenian tersebut sangat antusias. Terbukti, ada puluhan pemuda dan pemudi dari berbagai kalangan di Kota Malang ikut meramaikan acara ini. Melalui ajang tersebut, pihaknya ingin para milenial, khususnya perempuan, bisa terus mengembangkan minat dan bakat mereka dalam berkesenian, seperti berpuisi, bermain drama, dan mementaskan musikalisasi puisi. "Alhamdulillah antusiasme peserta yang cukup baik. Kemudian, kami ingin para milenial dapat meningkatkan softskill generasi milenial terutama di bidang kesenian," ujar perempuan berusia 21 tahun ini, dikutip pada Kamis 8/6/2023. Pihaknya mendorong perempuan milenial terus mengikuti perkembangan zaman dengan rutin mengeluarkan potensi mereka melalui seni. "Karena berkembangnya zaman, kita harus dapat mengembangkan minat dan bakat perempuan dalam berkesenian," kata dia. Adinda mengatakan, kegiatan ini juga menjadi wadah dan ruang bagi generasi muda perempuan untuk terus berkreasi dan mengekspresikan diri. "Betul sekali, event ini sebagai wadah untuk meningkatkan dan menunjukkan bakat dan minat teman-teman," ucapnya. Sementara itu, peserta pementasan musikalisasi puisi Erwina Nanda menyambut positif pergelaran kesenian ini. Menurut mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi STIE Malangkucecwara ini, pementasan drama dan musikalisasi puisi dapat makin meningkatkan potensinya dalam kesenian. "Kegiatan hari ini seru, bisa bertemu teman baru. Ini tempat buat kami untuk menyalurkan minat, bakat, dan potensi kami di bidang seni," ucapnya. Perempuan berusia 19 tahun itu berharap pementasan drama dan musikalisasi puisi tersebut dapat digelar di beberapa daerah. "Semoga acara ini tersebar luas di mana pun sehingga kawan-kawan bisa merasakan apa yang kami alami," ucapnya. Ini bukan kali pertama kelompok serupa merangkul para milenial untuk lebih mencintai kesenian. Mereka juga telah menggelar Unjuk Budaya Reog Ponorogo yang berkolaborasi dengan Komunitas Sardulo Suryo Putro dan Sardulo Suryo Gati di Desa Glinggan, Kabupaten Ponorogo. Korwil Srikandi Jatim Cindy Miftakhul mengatakan, kegiatan tersebut untuk mengedukasi masyarakat, khususnya anak muda tentang budaya reog. Selain untuk memperkenalkan budaya, pihaknya juga berusaha menjalin silaturahim dengan puluhan milenial yang terlibat dalam pertunjukan budaya itu. "Reog merupakan kesenian dan tradisi masyarakat Ponorogo yang yang masih hidup dan bertujuan mempererat tali silaturahim masyarakat setempat," ucap dia, demikian dilansir dari Antara. sumber Antara
Puisi Seni Sejati Hijau tampaknya Bukit Barisan Berpuncak Tanggamus dengan Singgalang Putuslah nyawa hilanglah badan Lamun hati terkenal pulang Gunung tinggi diliputi awan Berteduh langit malam dan siang Terdengar kampung memanggil taulan Rasakan hancur tulang belulang Habislah tahun berganti zaman Badan merantau sakit dan senang Membawakan diri untung dan malang Di tengah malam terjaga badan Terkenang bapak sudah berpulang Diteduhi selasih, kemboja sebatang Kuplet Soneta M. Yamin…. Sesungguhnya ini merupakan pantun. Sutan Takdir Alisyahbana dalam “Puisi Lama” menyebut karya ini sebagai “Puisi Seni Sejati” Seni Itu Kata Seni Itu Kata… Takkan ada kata yang tak mampu diucapkan… Dimulai dari deretan huruf berjejer membentuk sebuah kata… Kadang kasat mata terlihat satu namun tak menutup kemungkinan sarat akan makna… Jejeran kata dalam kalimat berdiri tegak bak benteng dipapan catur… Sekilas dibaca membingungkan dan nampak tak beratur… Sang penyair melantunkan kata kata indah nan puitis… Sang pujangga pun mengukirkan puisi yang tak kalah romantis… Mural dan Graffiti bertebaran di sepanjang dinding kota… Menyuguhkan kata dalam gambar agar kelak mendapatkan perhatian… Kadang kata tak cukup tuk mengungkapkan perasaan… Tapi benar juga kata orang tua dahulu kala jikalau perasaan ga mesti diungkapkan… Terdengar rancu mendengarkan kata bijak dari mulut seorang penjahat… Namun sebijak bijaknya orang bijak jikalau mendengarkan meski tanpa melihat… Hidup bagai mengumpulkan jejak kata kata… Memungut dan menjadikannya sebagai pedoman hidup… Tak pernah ada salah dari sebuah kata… Tinggal cara memahami akan makna yang tersembunyi dibaliknya… Mengungkapkan makna kata kata lewat seni… Jalan hidup yang takkan membosankan… Kata itu seni… Tanpa sebuah kata seni takkan ada… Bisa jadi sebaliknya… Moral Kami Terhadap Seni tak hanya menggoreskan sebuah coretan bermakna…………… untuk melimpahkan emosi kami dalam berkarya……. mencoba kreasi tentang visual video dan audio anak manusia………. adalah realisasi kami untuk hidup……….. kami berkreasi berdasarkan hukum seni……………. yang tidak mengikat insan manusia yang berakal seni…………. itulah yang kami pijakan untuk merasakan posisi kita………………. musik adalah raungan jiwa yang ada sejak kita hadir di dunia ini……………… dengan musik manusia akan lebih berirama dan bermelodi…………………. musik adalah anugerah dari atas menuju kebawah tempat kita berpijak…………….. sekarang ini………………… ibaratnya manusia seni…………… kulit kami berlapiskan kanvas putih nan bersih………………….. darah kami adalah cat berwarna-warni yang mengalir dalam tubuh………………. tulang kami terbuat dari alunan-alunan not dan partitur dalam musik………………. organ-organ tubuh adalah korelasi pahatan-pahatan dan ukiran seni………………. otak kami terdiri dan masing-masing ego, pikiran dan idealis semua insan………………… dalam otak yang keram menjadi sebuah ungkapan bernama Minoritas KramOtak…………. Seni dan agama adalah jiwa………… raga kami adalah kendaraan perjalanan kami menuju sebuah harapan yang tak terbatas………….. Seniman Kau ingin memaknai makna Di sekujur anggota badan Pada seluruh panca indera Seni tari dan Seni rupa Yang terbentuk kemudian Sebuah keindahan Saat kau rangkai kata Dalam alur cerita Membangun peradaban Bangsa dan negara Melalui bahasa Menjadi intan permata Pada nestapa zaman Menjalin kasih suci Antara sesama insan Membentuk benteng moral Membekalinya pada perjalanan Waktu yang bergulir Hingga terukir Pada batu sejarah Abadi selamanya
Istimewa Faisal Kamandobat, penyair dan peneliti bidang Antropologi di Abdurrahman Wahid Center for Peace and Humanities Universitas Indonesia AWCPH-UI yang puisinya dibacakan oleh Kolaborasi Penulis dan Seniman Indonesia. - Pandemi virus corona tengah menguji dan mengubah kehidupan kita secara mendasar dalam berbagai aspek dan lingkup yang luas. Dimensi sosial, kulural, ekonomi, politik dan bahkan mental kita harus beradaptasi di tengah persebaran wabah yang cepat, mulai lingkup lokal, nasional hingga global. Tidak berlebihan jika virus corona merupakan historical break yang akan menandai zaman atau “normalitas baru” di masa depan. Sebagai respons terhadap keadaan tersebut, para seniman muda Indonesia dari berbagai genre kesenian dan daerah merasa terpanggil untuk ikut memberi sumbangan berupa empati, semangat dan visi pada masa pandemi yang tengah menguji kualitas dan kapasitas kemanusiaan kita. Sebab, salah satu fungsi seni adalah untuk memberi kekuatan mental di tengah masa-masa sulit, dengan memberi renungan yang segar dan mencerahkan agar dapat bertahan dan melewati tragedi yang sedang terjadi. Baca Juga Kaleng Sup Hingga Nixon, 7 Karya Seni Andy Warhol Paling Kontroversial Kolaborasi ini melibatkan 70 seniman dari penjuru tanah air. Mereka adalah para sastrawan, musisi, aktor dan aktris, perupa serta videografer. Beberapa nama yang ikut berpartisipasi antara lain Prilly Latuconsina, Gunawan Maryanto, Heru Joni Putra, Heliana Sinaga, Frisca Aswarini, Andy Eswe, Irwan Jamal, Zulkifli Songyanan, serta para seniman lain dari Jakarta, Padang, Bandung, Jogyakarta, Denpasar, Papua dan daerah-daerah lain. Masing-masing seniman membaca puisi secara online dengan gayanya tersendiri, kemudian dikemas sebagai video kolosal berdurasi 20 menit. Kerja kolaborasi dari para seniman ini untuk menunjukkan bahwa di tengah cobaan wabah, kita perlu untuk saling bekerjsaama satu sama lain agar beban yang kita tanggung menjadi lebih ringan dan mudah. Kolaborasi seniman membaca puisi tentang pandemi. Puisi yang dibaca berjudul Kesunyian Besar Umat Manusia karya Faisal Kamandobat. Puisi tersebut merupakan narasi panjang dengan 43 bait dengan kandungan berbagai tema yang saling berkaitan satu sama lain, mulai alam, sosial, sains dan teknologi, serta spiritualitas terkait pandemi. Dengan kekayaan renungan dan nuansanya, diharapkan publik luas dapat memperoleh makna sesuai minatnya masing-masing. Kolaborasi ini memakan waktu selama 2 bulan. Dimulai dengan pengenalan puisi kepada para pembaca, perekaman video, editing dan penciptaan musik latar. Duduk sebagai organiser kolaborasi adalah Zulfa Nasrullah dan Yopi Setia Umbara dari komunitas sastra Buruan, Bandung. Aditya Saputra bekerja melakukan editing video di belakang layar, dan Syarif Maulana beserta para musisi membuat komposisi sebagai latar puisi. Baca Juga Filosofi Wabi Sabi, Melihat Keindahan dalam Ketidaksempurnaan Judul dari karya kolosal ini adalah bertahanlahdirumah, sebagai pesan agar kita senantiasa displin, sabar dan tegar dalam menghadapi pandemi, serta saling menjaga dan membantu satu sama lain sambil memperkaya renungan, memperkuat mental dan meningkatkan kreativitas di tengah masa sulit. Tentu, di tengah masa pandemi yang berat ini, kolaborasi ini hanya sebuah sumbangan sederhana dari para seniman, namun semoga dapat memberi makna dan kegembiraan bagi bangsa ini. Bagi masyarakat yang hendak menyaksikan hasil kolaborasi ini dapat menyimak di kanal Buruan Youtube dengan tajuk “Bertahanlah di Rumah Kolaborasi Penulis dan Seniman Indonesia.” Video mulai tayang Rabu, 20 Mei 2020 Pukul WIB. PROMOTED CONTENT Video Pilihan
puisi tentang seni dan budaya